OTONEWS
BSA Thunderbolt Dilahirkan Kembali, Seperti Apa Bentuknya?
OTONERS – Nama ‘Thunderbolt’ terakhir kali muncul pada sepeda motor BUELL bermesin Harley S3 Thunderbolt pada tahun 90-an, tetapi jauh sebelum itu, sebutan tersebut dikaitkan dengan BSA A65, sepeda motor twin paralel 650cc yang beredar dari tahun 1962 hingga 1972.
Kini, nama tersebut kembali muncul pada bsa dalam bentuk sepeda motor petualangan.

Mesin & Performa
Bermesin tunggal satu silinder berkapasitas 334cc DOHC berpendingin cairan yang sama digunakan pada Bantam baru serta sepeda motor dalam seri Jawa dan Yezdi yang juga dibuat oleh perusahaan Classic Legends, yang merupakan anak perusahaan Mahindra Group yang besar di India.
Thunderbolt sepertinya menyasar motor seperti Royal Enfield Himalayan – sebuah motor yang, mungkin bukan kebetulan, juga mempelopori pergeseran dari gaya desain retro bagi perusahaan yang sebelumnya juga berlabuh di masa lalu.

Mesinnya berdiameter silinder 81 mm dan langkah silinder 65 mm, serta rasio kompresi 11:1. tenaga puncaknya, yang terbilang unik, mencapai 29,16 hp pada 8.000 rpm, sementara torsinya mencapai 21,8 nm pada 5.800 rpm dengan perpindahan gigi 6 kecepatan dan berpenggerak akhir rantai.
Angka-angka tersebut sedikit berbeda dengan Bantam yang mencapai 29 hp pada 7.750 rpm dan 21,85 nm pada 6.000 rpm, tetapi cukup mendekati untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan substansial antara kedua mesin.

Suspensi & Bobot
Gaya modern Thunderbolt ditekankan pada suspensi, yang membuang shock ganda dan garpu yang dilapisi gaiter dan tegak lurus dari model BSA lainnya demi shock belakang monoshock dan suspensi Upside Down.
Garpu tersebut tidak dapat disetel, berdiameter 41 mm, dan menjanjikan travel yang lumayan sejauh 200 mm – setara dengan Royal Enfield Himalayan. Di bagian belakang, monoshock memiliki tujuh langkah penyetelan preload dan memberikan travel 180 mm, sama dengan Himalayan tetapi 20 mm lebih pendek dari travel versi 2024 yang berpendingin cairan.

Roda berukuran 21 inci di depan dan 17 inci di belakang, berjari-jari kawat dan berdimensi tepat untuk menjanjikan kemampuan offroad sungguhan serta menggunakan ban dual purpose, 90/90-21 di depan dan 130/80 di belakang.
Seperti suspensinya, remnya memiliki desain modern dengan kaliper radial dua piston di depan dengan cakram 320 mm dan cakram 240 mm dengan kaliper piston tunggal di belakang. Terdapat ABS, sebagaimana diwajibkan oleh hukum, rem ini memiliki tiga mode: Road, Rain, dan Off Road.

BSA belum menjelaskan secara rinci fungsi mode-mode tersebut, tetapi kemungkinan pengaturan Off Road dengan menonaktifkan ABS belakang.
Bobotnya, dengan berat kering 185 kg, kira-kira setara dengan Royal Enfield Himalayan, tidak seringan Honda CRF300L atau CRF300 Rally yang berbobot 142 kg atau 153 kg.
Kenyamanan & Ekonomis
Sulit untuk membuat pernyataan pasti tentang kenyamanannya, tetapi posisi berkendara yang tegak, setang yang lebar, dan tinggi jok 815 mm yang rendah untuk kelasnya menunjukkan bahwa sepeda motor ini seharusnya senyaman yang Anda harapkan.
Detail seperti kaca depan yang dapat disesuaikan adalah hal yang mungkin Anda harapkan pada mesin yang lebih besar dan lebih mahal, dan BSA tidak main-main dalam hal keyakinannya terhadap potensi sepeda motor tersebut.

Anupam Thareja, salah satu pendiri perusahaan induk BSA, Classic Legends, mengatakan saat peluncurannya: “Ini adalah motor petualangan 350 terbaik di dunia. Jangan percaya – coba saja dan buktikan kalau saya salah.”
Salah satu pendiri lainnya, Boman Irani, menambahkan: “BSA Thunderbolt terbaru siap berpetualang dan dirancang untuk menempuh jarak jauh. Menggabungkan kemampuan dinamis di jalan raya (on-road) dan di luar jalan raya (off-road), performa tak tertandingi, dan kemudahan penggunaan, motor baru kami menginspirasi rasa percaya diri.”
Motor ini ditujukan bagi pengendara dengan semangat ‘go anywhere and do anything’ mencari tujuan baru dan ingin percaya bahwa motor mereka tidak hanya akan membawa mereka ke tempat yang mereka inginkan, tetapi juga akan membangkitkan setiap indra di sepanjang perjalanan.

“BSA tidak hanya membangun sepeda motor, tetapi juga membangun legenda dan BSA Thunderbolt baru dengan bangga meneruskan warisan itu.”
Klaim konsumsi bahan bakar resmi belum ada, tetapi BSA Bantam dengan mesin yang sama mengklaim konsumsi bahan bakar 30,2 km/l dalam uji WMTC (yang seringkali optimistis), dan di dunia nyata mencapai 22 km/l, jadi kecil kemungkinan Thunderbolt akan jauh dari angka tersebut. Dipasangkan dengan tangki bahan bakar 15,5 liter, hasilnya diperkirakan mencapai sekitar 322 km.
Equipment
Berjalannya waktu berarti teknologi menjadi semakin murah, jadi bahkan sepeda berbiaya rendah seperti Thunderbolt tidak perlu berhemat dalam hal menawarkan beberapa kemewahan.
Di balik layar yang dapat disesuaikan itu, dasbor motor ini bukanlah perangkat analog kuno atau LCD bergaya Casio, melainkan layar TFT berwarna penuh yang menampilkan informasi pada dial-dial bening berlatar belakang putih dengan sorotan kuning yang memantulkan bodi motor.

Artinya, tentu saja, tersedia juga konektivitas Bluetooth yang memungkinkan navigasi belokan demi belokan, dan BSA telah menambahkan soket USB untuk memastikan baterai ponsel Anda tidak habis saat sedang memberikan informasi ke instrumen.
Di tempat lain, perlengkapan standarnya meliputi pelindung tangan, pembawa belakang, dan pelat pelindung di bawah mesin guna mendukung tujuan sepeda motor untuk bepergian ke mana saja.

Rivals
Royal Enfield Himalayan telah menjadi hit besar sejak peluncurannya dan harus dianggap sebagai pesaing Thunderbolt meskipun versi terbarunya naik kelas dengan mesin 450 berpendingin cairan. Honda CRF300 Rally juga menjadi pesaing, berkat gayanya yang terinspirasi Dakar, bersama dengan KTM 390 Adventure R. Sementara itu, pembeli BSA juga kemungkinan akan melirik Triumph Scrambler 400 XC yang lebih retro.

Royal Enfield Himalayan dibandrol dengan harga £5750 atau setara dengan Rp125juta, memiliki daya atau torsi sebesar 39,5bhp/29,5lb-ft dan memiliki bobot 196kg.

Honda CRF300 Rally dibandrol dengan harga £6.599 atau setara dengan Rp144juta, memiliki daya atau torsi sebesar 27bhp/19,6lb-ft dan memiliki bobot 153kg.

Triumph Scrambler 400 XC dibandrol dengan harga £6.545 atau setara dengan Rp143juta, memiliki daya atau torsi sebesar 39,5bhp/27,7lb-ft dan memiliki bobot 186kg.
Thunderbolt tampak seperti prospek yang menarik, tetapi perbandingannya dengan kompetitor akan sangat bergantung pada harga yang ditetapkan BSA. Jika harganya jauh lebih murah daripada para pesaingnya, mengikuti jejak Bantam yang menggunakan mesin yang sama, Thunderbolt akan menjadi pilihan yang menarik di kelasnya.***
-
Uncategorized4 minggu yang laluTanamkan Jiwa Pahlawan untuk Keselamatan Berlalu Lintas, Nusantara MotoriderS MC Gelar Suskat Safety and Defensive Riding
-
OTONEWS3 minggu yang laluInilah Motor Bergaya Adventure Terpopuler di Indonesia
-
OTOREVIEW3 minggu yang laluKLE 500 SE vs CFMoto 450 MT, ini Pendapat Kami
-
OTONEWS3 minggu yang laluPolytron Akan Launching Motor Listrik Terbaru, Namanya Misteri




