OTOCOMMUNITY
Journey to Jannah Vol.7 MBI Sambangi Lokasi Kuliner Tradisional
Senin, 8 September 2025 – Dalam perjalanan touring J2J Vol.7 Muslim Biker Indonesia (MBI) tidak hanya berkendara, nikmati keindahan alam, dan mengikuti kajian yang dibawakan oleh Ustadz Subhan hafidzahullah.
Melainkan turut mengenal kuliner di daerah yang dilalui dan turut mempopulerkannya kembali. Tolak ukur rumah makan menjadi pilihan adalah berdasarkan rekomendasi untuk destinasi.
Mulai dari orisinalitas menu yang disajikan hingga jejak legenda yang telah dicapai. Hal ini tentunya selain berdasarkan pengalaman member juga dari referensi yang bertebaran secara daring.
Misalnya saja di Malang. Rombongan makan siang di Depot Sari Rasa Lawang, Jln. DR. Wahidin No.16, Malang, Jawa Timur. Selain miliki Tahu Petis yang khas.
Ternyata tempat ini merupakan salah satu yang terdampak atas pembangunan jalan tol. Sebelum ada jalan tol rumah makan ini merupakan favorit.
Namun kini, dengan kondisi tersebut mereka harus mampu beradaptasi. Sehingga sekarang saat para bikers yang melintas untuk sekedar istirahat ngopi dan makan siang area parkirnya cukup luas.
Keuntungan lainnya adalah lokasinya yang strategis yakni di jalan utama Malang – Surabaya. Kemudian pada hari kedua rombongan makan siang di Nasi Becek dan Sate Kambing 1950 di Nganjuk.
Setelah melakukan percakapan santai dengan Ibu Dewi selaku owner terdapat informasi usahanya ini sudah memasuki generasi keempat.
”Nasi becek itu beda sama Gulai. Kita bisa lihat langsung dari perbedaan bumbu yang digunakan. Nasi Becek itu jika komplit ditambahkan sayuran, sate, dan disiram kuah yang sudah disiapkan dengan berisi jeroan kambing.Usaha kuliner ini sudah dirintis sejak 1950-an dan saya adalah generasi keempat.” ungkap Bu Dewi, owner Nasi Becek dan Kambing Sejak 1950.
Setelah berbincang lebih dalam ternyata salah satu yang menjadi keunggulan tempat makan ini adalah penggunaan kambing yang terjaga seperti proses penyembelihan.
Selain itu, dengan memotong kambing sendiri ada beberapa organ yang dapat dijual kembali. Nasi Becek dan Sate Kambing yang dipimpin oleh ibu Dewi memang tidak memiliki area parkir selapang Depot Rasa.
Tapi lokasinya juga strategis yakni di dekat tugu Jayastamba atau di Jalan DR. Soetomo No.5, Bogo Kidul, Nganjuk, Jawa Timur.
Terkait lintas generasi dan orisinalitas didapatkan kembali saat makan malam di Nasi Pecel Pojok, Madiun.
Tempat makan tradisional yang berlokasi di Kawasan Nasi Pecel Madiun. Untuk urusan lokasi parkir motor, Nasi Pecel Pojok hampir senasib dengan Nasi Becek dan Sate Kambing.
Area parkirnya sangat terbatas yaitu di bahu jalan. Beruntung jika nanti berkunjung ke sana tidak terlalu banyak mobil yang parkir. Karena jika itu terjadi posisi motor di bahu jalan berpotensi mengganggu pengguna jalan yang lain.
Keuntungan dari Nasi Pecel Pojok ini adalah lokasi makan yang dapat dikatakan luas. Sehingga tidak perlu lama berdiri untuk menunggu meja kosong.
Cara pesannya yang uni harus jadi perhatian siapa pun yang akan mencoba atau mengulangi makan di sana. Setelah turun dari kendaraan.
Konsumen langsung ke meja pemesanan dan menyampaikan pesanan sesuai menu yang ada yaitu Nasi Pecel pedas dan Nasi Pecel tidak pedas. Tempat makan yang digunakan selaras dengan popularitas nilai sejarah dan lokal pride yakni tempat makannya menggunakan dedaunan.
Di balik semua ini sudah merupakan takdir. Setidaknya ada dua hal yang bisa kita ambil hikmah. Pertama terkait kemampuan menjaga kualitas masakan.
Kemudian kedua keandalan manageman sederhana yang membawa mereka mampu bertahan bertahan lebih dari 50 tahun. Di sela-sela menunggu makanan tiba.
Ada beberapa peserta yang memanfaatkan momen tersebut untuk membersihkan muka, menggunakan sunscreen, dan parfum untuk menjaga kesegaran selama perjalanan. Pola seperti ini mungkin belum familiar di mata bikers.
Tapi Muslim Biker Indonesia melalui Journey to Jannah terus mengkampanyekan touring tetap bersih bersama Kahf. Apalagi touring J2J ini beda dari biasanya.
Misalnya saja setelah tiba di kota tujuan peserta touring berbaur dengan masyarakat untuk mendengarkan kajian yang dibawakan oleh ustadz. Dengan banyaknya lokasi makan yang melegenda dan masakannya nikmat, Pembina MBI, Ustadz Subhan hafidzahullah menegaskan beberapa pesan, setidaknya bagi member Muslim Biker Indonesia.
”Untuk teman’teman MBI harus tetap fokus di ’Indahnya Touring, Nikmatanya Kajian.’ Touring itu keindahan yang bukan hanya panorama. Ayat-ayat yang tersirat pun bukan hanya pemandangan, bumi yang terhampar, gunung yang menjulang tinggi tanpa tiang. Wisata kuliner Indonesia juga termasuk di dalamnya, bro.” tutup Ustadz Subhan Bawazier hafidzahullah.***
-
Uncategorized4 minggu yang laluTanamkan Jiwa Pahlawan untuk Keselamatan Berlalu Lintas, Nusantara MotoriderS MC Gelar Suskat Safety and Defensive Riding
-
OTONEWS3 minggu yang laluInilah Motor Bergaya Adventure Terpopuler di Indonesia
-
OTOREVIEW3 minggu yang laluKLE 500 SE vs CFMoto 450 MT, ini Pendapat Kami
-
OTONEWS3 minggu yang laluPolytron Akan Launching Motor Listrik Terbaru, Namanya Misteri




